Caringin, HRB – Ruas Jalan Raya Mayjen HE Sukma, tepatnya di jembatan Cikereteg yang menghubungkan Kecamatan Caringin dengan Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, yang kembali amblas belum lama ini, membuat jalur tersebut tidak bisa lagi dilintasi kendaraan besar. Sebab longsor yang terjadi pekan lalu itu menyisakan sebuah lubang besar yang membuat sebagian badan jalan tidak bisa difungsikan.
Banyak pihak menuding, longsor kembali terjadi akibat ketidakseriusan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) yang dinilai lamban melakukan penanggulangan di lokasi.
“Ini longsor yang kesekian kalinya. Seharusnya sejak awal dinas terkait bisa mengantisipasi, karena jauh sebelum longsor yang pertama, kondisi ruas jalan sudah mengalami retak-retak. Harusnya dari saat itu langsung ada antisipasi, ini kan baru sibuk setelah longsor pertama,” kata Wahyudi, warga Caringin.
Menurutnya, jika saja antisipasi dilakukan dengan cepat, longsor tidak akan melebar hingga mengganggu aktivitas lalu lalang kendaraan di jalur utama tersebut. Sebagai pengguna jalan, ia pun menyayangkan sikap lamban pihak terkait penanganan di jalur padat kendaraan yang menjadi akses utama penghubung Kabupaten Bogor menuju Kabupaten Sukabumi itu.
Sebelumnya, Kanit Turjawali Polres Bogor, Iptu Ardian mengatakan, berdasarkan hasil pantauan pihaknya, di jembatan terdapat lubang besar akibat longsor. Akibatnya, setengah jalan nasional tersebut tak dapat dilalui kendaraan.
“Kondisi jembatan tersebut hampir setengah jalan terjadi keretakan. Kurang lebih sekita 40 centimeter lubangnya,”ucapnya, Jumat (24/2).
Pihaknya pun langsung mengimbau agar kendaraan berat tidak melalui di jembatan tersebut. Karena jalur tersebut merupakan jalur dua arah, maka pihkanya memberlakukan sistem buka tutup lalu lintas dan membatasi kendaraan yang boleh melintas, yakni hanya golongan 1 atau minibus.
Sedangkan, lanjut dia, untuk truk di atas (golongan satu) diimbau menggunakan jalur Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) melalui pintu Caringin atau Rancamaya. Ia menjelaskan, jika tidak dialihkan ke tol dikhawatirkan beban tonase dari kendaraan bermuatan besar akan berdampak terhadap longsoran.
“Sementara imbauan dahulu untuk tidak menggunakan jembatan tersebut. Karena jika kendaraan besar melintas ke sini, getar tonasenya itu akan mempercepat dan menambah dampak longsoran,” jelasnya.
Selain kendaraan bertonase besar, ia menyebut faktor cuaca juga dapat mempengaruhi kondisi di lokasi. “Makanya kendaraan besar jangan melintas, karena bisa mempercepat dampak longsornya,” ujarnya.
Ia menyebut, pemerintah melalui Dinas PUPR juga telah membuka jalan lain untuk akses lintasan alat berat. “PUPR sudah membuat jalan ke bawah untuk alat berat. Kalau pengerjaan belum dilakukan menyeluruh, karena menunggu evakuasi pipa, kabel, dan pipa gas,” tandasnya.
Pantauan di lokasi Minggu (26/2/2023), jalur menuju Bogor dari arah Sukabumi ditutup dan hanya sebagian badan jalan atau arah dari Bogor menuju Sukabumi yang masih bisa dilintasi kendaraan pribadi atau roda empat atau kendaraan berukuran kecil serta kendaraan roda dua secara bergantian. Sejumlah petugas yakni polisi lalu lintas dan petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor sejak beberapa hari terakhir mengatur lalu lintas di lokasi.(asz)
Tags: Jembatan Cikereteg
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut