Leuwiliang, rakyatbogor.net – Harga bahan baku untuk produksi melambung naik. Pengrajin tahu di Desa Cibeber Satu, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor terancam gulung tikar.
Tidak terkendalinya kenaikan harga bahan baku ini, memaksa pengrajin memutar otak agar dapat bertahan.
Salah seorang pengrajin tahu, Holidin mengatakan, dirinya harus merubah bentuk tahu sedemikian rupa agar bisa tetap laku terjual dan dikonsumsi oleh masyarakat.
“Makanya agak sulit juga bagi kami pengrajin home industri, nah maka dari itu ada himbauan dari SPTI untuk tidak menaikkan harga tapi dikecilin bentuknya seperti ditipisin karena kasian juga sama konsumen nantinya enggak beli tahu lagi,” jelasnya, Rabu (16/02/2021).
Kenaikan bahan pokok ini, dimulai beberapa bulan kebelakang hingga saat ini. Seperti, minyak goreng yang pindah harga dari Rp 13.000, saat ini Rp 18.000. “Dan, kacang kedelai pun ikut naik dari Rp 9800 sekarang Rp 11.200,-. Kondisi ini berdampak pada kerugian dan dikhawatirkan gulung tikar,”keluh Holidin.
Lebih lanjut, “Dampak dari kenaikan kacang kedelai bagi kami ya jelas rugi, karena kenaikan yang enggak kira-kira,”katanya.
Ia menjelaskan, tidak hanya harganya yang meroket tapi barangnya pun mengalami kelangkaan, sehingga membuat omsetnya pun menurun.
Jadi kata dia, kalau hal ini dibiarkan terus pihaknya bisa gulung tikar. Karena jangankan untung, untuk modal juga sudah pas-pasan.
“Saya sebagai perwakilan pengrajin tahu berharap dan mudah-mudahan didengar sama pemerintah untuk menstabilkan harga kacang terutama minyak goreng dan kacang kedelai bisa stabil lagi,” pungkasnya.(HN
-
Kirab Merah Putih 1001 Meter Akan Dihelat Di Kebumen, Catat Tanggalnya
-
Distributor Kopgim Tandatangan SPJB dengan Kios Pupuk Bersubsidi Bogor
-
Pengumuman PSU DPKPP
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor