Perkembangan Olahraga Panahan di Indonesia  

Cibinong, rakyatbogor.net – Sejarah munculnya olahraga panahan di Indonesia juga belum diketahui secara pasti mengenai kapan dan di mana olahraga ini hadir untuk pertama kalinya. Namun, jika melihat berbagai cerita-cerita rakyat terdahulu, berbagai tokoh dalam kisah tersebut digambarkan telah menggunakan busur dan panah. Sebut saja Arjuna, Sumantri, Ekalaya, Dipati Karno, dan juga Srikandi. Para tokoh-tokoh ini terkenal dengan senjata panah dan busurnya dalam cerita.

Dalam sejarah PON, cabang olahraga panahan sering dimasukkan sebagai jenis olahraga yang diperlombakan. Kemudian, dari catatan sejarah panahan di Indonesia, olahraga panahan ini memiliki sebuah organisasi yang disebut dengan Persatuan Panahan Indonesia atau disingkat dengan sebutan Perpani.

Persatuan Panahan Indonesia ini baru terbentuk pada tanggal 12 Juli 1953 di kota Yogyakarta. Pioner dari organisasi ini adalah Sri Paku Alam VIII. Sri Paku Alam VIII juga menjabat sebagai ketua umum Perpani selama 24 tahun yakni sekitar tahun 1953 hingga tahun 1977.

Baca juga:  Atletik Kab Bogor Boyong Dua Emas Kejurnas Jateng Open

Setelah terbentuk dan berkembangnya organisasi Perpani, berbagai pihak pun mengambil langkah untuk ikut bergabung dengan anggota FITA (Federation Internationale de Tir A L’Arc). Indonesia akhirnya resmi bergabung dengan FITA sekitar tahun 1959 di Oslo, Norwegia.

Seiring berkembangnya panahan di tanah air, olahraga ini pun mulai mendapat tempat di kehidupan masyarakat tanah air. Berbagai kota sudah mengenal dan mulai memainkan olahraga panahan. Berbagai perlombaan tingkat daerah dan nasional mulai sering digelar. Tak hanya itu, Perpani juga mulai sering mengirimkan atlet-atlet panahannya untuk mengikuti kejuaraan panahan tingkat dunia.

Perpani untuk pertama kalinya juga mencatat prestasi yang luar biasa pada Olympic Games di tahun 1988 yang bertempat di Seoul. Saat itu, tim putri Indonesia berhasil meraih medali perak untuk pertama kalinya di ajang internasional. (*/axl)