Perlu Rencana Aksi Bersama Atasi Pencemaran Sungai Cileungsi

Cileungsi, HRB

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor dan Provinsi Jawa Barat menemukan bahwa penyebab pencemaran yang terjadi di Sungai Cileungsi adalah pelaku usaha. Temuan ini diketahui setelah DLH Kabupaten Bogor dan Jawa Barat kembali melakukan susur sungai untuk mencari titik pencemaran. 

Kegiatan ini dilaksanakan mulai dari jembatan Wika hingga ke jembatan Wanaherang, Gunung Putri yang menjadi lokasi awal perubahan warna air. Dari hasil temuan di lapangan, pencemaran sungai itu disebabkan oleh pelaku usaha, baik yang berskala industi besar maupun rumahan yang sama-sama membuang limbahnya ke aliran sungai. 

Oleh petugas, beberapa saluran pembuangan limbah ini pun langsung diuji kadar airnya, tetapi hanya menggunakan satu parameter dari 32 parameter. Selain limbah industri, penyebab pencemaran juga terjadi dari limbah rumah tangga. Terbukti banyaknya sampah-sampah plastik yang berada di sepanjang aliran sungai ini.

“Kita susur sungai untuk mengidentifikasi masalah di kali Cileungsi. Temuannya, pertama kegiatan pelaku usaha yang membuang limbah di sungai ini menjadi sorotan kita. Kedua sampah domestik yang jadi perhatian. Ketiga perilaku masyarakat,” kata Kepada Bidang Penegakan Hukum DLH Provinsi Jabar Nita Nilawati Wala, kemarin.

Menurut Nita, posisi sungai juga perlu direvitalisasi dan seharusnya ada rencana aksi yang disusun bersama seperti program Citarum Harum. Pihaknya akan menjatuhkan sanksi pidana terhadap perusahaan yang mencemari Sungai Cileungsi. 

Nita menambahkan dari sisi penegakan hukum, pihak DLH Kabupaten, DLH Provinsi dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah memberikan sanksi administratif kepada 34 pelaku usaha serta sanksi pidana ke tiga perusahaan sejak Maret 2023 lalu. Meski demikian, DLH mengaku perlu upaya bersama dari semua pihak terkait untuk membuat program bersama agar pencemaran Sungai Cileungsi bisa tuntas.

Sebelumnya diberitakan, untuk memonitor pencemaran di sungai Cileungsi yang belakangan warnanya semakin menghitam dan mengeluarkan bau tak sedap, pihak DLH Kabupaten Bogor berencana membentuk posko pemantauan bersama di sejumlah titik sepanjang aliran sungai yang membentang hingga ke wilayah Bekasi itu. 

Baca juga:  Camat Pamijahan Janji Akan Adakan Piala Bergilir Tropeo Sepak Bola  

Plt Kepala DLH Kabupaten Bogor, Bambam Setia Aji, mengungkapkan bahwa Posko pemantauan bersama akan dibentuk setelah mendapatkan lampu hijau dari atasannya, yakni Bupati Iwan Setiawan dan Sekretaris Daerah Burhanudin. Bahkan, Bambam berharap adanya dukungan dari DPRD.

Dijelaskannya, Posko tersebut akan difungsikan untuk mempermudah pemantauan perubahan kualitas air sungai mulai dari warna hingga baunya. Kemudian juga memantau para pelaku usaha yang diduga melanggar dan membuang air limbah ke Sungai Cileungsi. 

“Kita perlu bersama-sama melakukan penanganan masalah lingkungan ini secara kompeherensif dan berkelanjutan. Tidak hanya urusan Pemkab Bogor, tetapi juga Kementerian LHK, Pemprov Jawa Barat dan semua stake holder, khususnya mereka yang peduli dan berkaitan dengan kelestarian alam dan lingkungan,” kata Bambam saat ditemui di Cibinong, baru-baru ini. 

Mantan Kepala Bidang Sanitasi pada DLH ini menerangkan, pemantauan terpadu ini juga melibatkan Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Pencemaran dan kerusakan sub DAS Cleungsi dan sub DAS Cikeas, yang telah dibentuk melalui SK Gubernur Nomor 614/Kep.82-DLH/2020. 

“Tentunya DLH bersama jajaran Pemkab Bogor bersama penegak hukum tidak akan segan menindak tegas oknum masyarakat, pemilik usaha, maupun perusahaan yang membuang air limbah tidak memenuhi baku mutu dan tidak memiliki izin ke sungai,” paparnya.

Bambam menambahkan, pihaknya sudah meminta perusahaan yang beroperasi di sepanjang Sungai Cileungsi untuk lebih ketat dalam mengolah air limbah sebelum masuk ke aliran sungai. 

“Saya tegaskan agar para pengusaha wajib mengolah air limbah di instalasi pengolahan air limbah sampai dengan memenuhi baku mutu dan berizin atau memiliki surat kelayakan operasional. Agar tidak ada lagi ada sungai yang tercemar,” ujar Bambam. (Asb/Cky)