Persoalan Klasik Tanpa Solusi, Jembatan di Cariu Langganan Pembuang Sampah Liar

Cariu, rakyatbogor.net – Jembatan penghubung antar wilayah Kecamatan Cariu dan Tanjungsari serta Jonggol, nampaknya menjadi langganan bagi para pembuang sampah liar. Pasalnya, meski petugas sudah melakukan upaya pembersihan, namun tetap saja warga yang tak bertanggungjawab kembali menjadikan jembatan tersebut sebagai Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar.

“Pembuangan sampah tersebut kemungkinan beraksi ketika malam hingga dini hari, sehingga tidak terpantau oleh warga,” kata Nugraha (36) warga sekitar, kepada Rakyat Bogor, Selasa (22/2/2022).

Pegiat Lingkungan Bogor Timur, Alsabili mengatakan jika kondisi ini dinilai memprihatinkan. Menurutnya, Hal ini terjadi, karena selain minimnya kesadaran masyarakat, juga kurangnya ketegasan dari pemerintah.

Sehingga, persoalan ini kerap terjadi, meskipun merupakan pernasalahan klasik namun terkesan tanpa solusi. “Jika ada upaya ketegasan dari pemerintah, adanya solusi tentang bagaimana pengelolaan sampah di setiap lingkungan, mungkin tidak seperti ini,” jelasnya.

Baca juga:  UPT Kebersihan Bereskan Sampah Liar di Legenda Wisata

Parahnya, kata Alsabili, meski hal ini adanya papan larangan dari DLH Kabupaten Bogor, namun tak membuat pelaku pembuang sampah liar tersebut, takut. Mereka dengan seenaknya, dan bebasnya menjadikan jembatan sebagai tempat sampah. “Ini menjadi tanggungjawab bersama. Warga juga harus saling bahu membahu mengawasi bersama pemerintah,” ujarnya.

Soal ini, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor melalui UPT Kebersihan jonggol, Tisna menjekaskan jika upaya pengangkutan sudah dilakukan. Namun selang beberapa hari, jembatan tersebut kembali dijadikan TPS liar. “Upaya pengangkutan sudah kami lakukan, tapi warga yang tak bertanggungjawab kembali berulah,” singkatnya.

Diketahui, pemandangan tidak mengenakan terlihat di sejumlah jembatan jalan utama yang ada di Kecamatan Cariu menuju Kecamatan Jonggol maupun Kecamatan Tanjungsari. Hal itu diakui masyarakat sekitar terjadi sejak lama, penyebabnya karena minimnya kesadaran masyarakat, dan kurangnya ketegasan pemerintah setempat. (Asb)