Gunungsindur, HRB
Area Manager Communication, Relation & CSR Regional Jawa Bagian Barat Pertamina Patra Niaga, Eko Kristiawan menuturkan, pihaknya masih melakukan pendalaman dengan mediasi dan juga menutup sementara operasional SPBU yang diduga mengalami kebocoran hingga pencemaran terhadap air warga tersebut.
“Akan dilakukan penjadwalan tank cleaning dan hydrostatic/pneumatic test untuk tangki dan pipa. Saat ini SPBU 34.163.17 berhenti beroperasi sementara. Alternatif SPBU terdekat apabila masyarakat ingin melakukan pengisian BBM Pertalite yaitu SPBU 34.163.02 dan SPBU 34.163.10,” terang Eko, Selasa, 12 September 2023.
Eko mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan pengecekan terhadap SPBU yang ada tak jauh dari rumah warga di Gunung Sindur tersebut. “Sales Branch Manager (SBM) Rayon VIII Pertamina Patra Niaga dan Pihak SPBU (sudah) melakukan pengecekan 4 sumur pantau dan sumur bor di SPBU 34.163.17,” akunya.
Masih kata Eko, berdasarkan hasil pemeriksaan internal pihaknya, tidak ditemukan kontaminasi BBM meski dari sampel air yang dibawa warga, terindikasi tercampur BBM jenis pertalite.
“Dari hasil pengecekan tidak terdapat kontaminasi BBM dan tidak terdapat kebocoran pada tangki pendam. Sementara itu, dari sampel air yang dibawa oleh warga dari sumur yang berjarak 4-5 rumah dari SPBU, terindikasi tercampur oleh BBM jenis pertalite,” ungkapnya.
Menurutnya, posisi perumahan warga dengan BBM itu lebih tinggi. Sehingga sedikit kemungkinan adanya kontaminasi dalam air warga tersebut. “Posisi perumahan warga di dataran yang lebih tinggi dan berjarak 100-150 meter atau sekitar tiga sampai empat rumah dari belakang SPBU, ” pungkasnya.
Sementara itu,Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, Bambam Setya Aji mengatakan, pendalaman kasus dilakukan dengan mengambil sampel air yang diduga tercemar BBM tersebut.
Sampel tersebut, kata dia, nantinya akan dibawa untuk diuji laboratorium, memastikan apa jenis BBM yang telah bercampur dengan air tersebut.
“Jadi nanti diketahui yang tercemar apa itu dari pertalite atau dari pertamax, atau misalnya ada solar,” ujar Bambam belum lama ini.
Menurutnya, penanganan nantinya akan diserahkan kepada Pertamina. Yang pasti, kata dia, DLH hanya melakukan pemeriksaan kandungan dalam sumur tersebut.
“Yang berwenang nanti Pertamina punya SOP sendiri. Jadi nanti mereka yang akan melaksanakan. Kita prinsipnya hanya melihat, tercemarnya apakah betul. Walaupun secara kasat mata dari bahan bakar, kita harus buktikan secara lab,” imbuhnya. */Axl
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut