PHRI Hanya Mikir Keuntungan, Sampah Wisata Tidak Terurus, Warga Puncak: Seharusnya Hotel dan Restoran Kelola Sampah Sendiri

sampahILUSTRASI: Sampah

Cisarua, HRB – Warga Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, meminta pihak hotel dan restoran mengelola sampah secara mandiri. Sebab, selain sampah rumah tangga saja, sebagian besar sampah yang menumpuk di kawasan Puncak berasal dari para wisatawan, obyek wisata, serta tempat usaha lainnya seperti hotel dan restoran di kawasan tersebut.

Iman Sukarya, Pendamping Desa Kecamatan Cisarua menuturkan, sebaiknya hotel dan restoran mengelola sampahnya sendiri agar tidak menambah tumpukan sampah di wilayah Puncak.

Dan menurutnya, jika sistem seperti itu diberlakukan, maka Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akan lebih fokus terhadap sampah yang berasal dari masyarakat.

“Ya baiknya hotel dan restoran mengelola sampah mereka sendiri, agar sampah dari tempat usaha komersial tidak berbaur dengan sampah rumah tangga. Karena saat ini, persoalan sampah di Puncak sudah cukup krodit,” tuturnya belum lama ini.

Karena kata dia, selama ini hotel dan restoran sebagai salah satu penyumbang sampah di kawasan Puncak. Walhasil, persoalan sampah di kawasan itu seolah tak ada hentinya.

Baca juga:  Akibat Sampah Tidak Ditangani, Jalan Veteran II Ciawi Sering Banjir

Sebelumnya, Kades Cibeureum, Rahmat Hamami berpendapat lain, jika setiap desa mampu mengelola sampahnya sendiri, maka persoalan sampah di kawasan Puncak tidak akan seperti saat ini.

“Yang menjadi persoalan, setiap desa tidak memilki lahan untuk pengelolaan sampah secara mandiri. Jadi memang harus dipikirkan solusinya,” katanya.

Kata dia, Idealnya setiap desa memiliki tempat pengelolaan sampah secara mandiri untuk dapat mengatasi persoalan sampah di masing – masing wilayah.

“Ya bagusnya sih setiap desa punya lokasi yang menjadi titik pengelolaan sampah. Tapi kabarnya sudah ada sejumlah desa yang menggunakan mesin pembakaran sampah dan cukup efektif menanggulangi persoalan sampah,” tukasnya.

Sementara itu, Solihin, warga yang tergabung dalam kelompok pegiat lingkungan Pepeling menambahkan, akibat keterbatasan lahan, banyak desa yang membuat Tempat Penampungan Sementara (TPS) di atas lahan seadanya. Bahkan kata dia, ada yang membangun TPS dibibir sungai.(asz)

Tags: