Jonggol, rakyatbogor.net – Suasana yang cukup ramai di seputar alun-alun Jalan Raya Jonggol yang letaknya tak jauh dari perkantoran pemerintahan Jonggol, mewarnai keseharian kawasan yang disebut-sebut sebagai pusat kota Jonggol.
Kawasan itu tak hanya ramai oleh lalu lalang kendaraan roda dua maupun roda empat, dan pejalan kaki saja, pedagang kaki lima (PKL) pun terpantau semakin menggeliat menggelar usaha dagangannya.
Mirisnya, sebagian lapak para PKL menyita hak pejalan kaki, bahkan ada yang membuka lapak diatas saluran air. Tentu saja suasana ini membuat kawasan menjadi semrawut, dan perlu ditata kembali.
Kanit Pol PP Kecamatan Jonggol, Dadang, mengatakan bahwa keberadaan PKL di alun-alun ada keterkaitannya dengan BUMDes setempat, namun dirinya belum mengetahui secara pasti apakah keberadaan PKL di seberang jalan alun-alun itu termasuk ada keterkaitan dengan BUMDes.
“Untuk memastikannya, pihak kami akan memanggil pihak-pihak yang terkait dengan keberadaan PKL yang berada diseberang jalan alun-alun,” kata Dadang saat dihubungi Rakyat Bogor, Kamis (4/2/2022).
Pemanggilan pihak terkait tersebut, akan dilakukan dalam waktu dekat guna melancarkan rencana penataan lingkungan di seputar alun-alun Jonggol, dan juga agar lebih nyaman bersih dan tertib, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor tentang Ketertiban Umum, dan Visi Misi Bupati Bogor.
Pihaknya, kata Dadang menegaskan, akan melakukan penertiban kawasan seputar alun-alun Jonggol tanpa pandang bulu. “Ini akan kita lakukan penertiban sesuai prosedur, setelah kita panggil pihak terkait untuk mendapatkan informasi akurat terhadap keberadaan PKL, mana yang BUMDes dan mana yang bukan,” tegasnya.
Pihaknya berharap, semua komponen masyarakat dapat secara bersama-sama untuk menjaga lingkungan seputar alun-alun menjadi lebih tertib, nyaman dan bersih untuk kepentingan masyarakat banyak dan ketertiban umum.
Sebelumnya, pengguna jalan, Asep, mengaku tidak nyaman ketika berkendara melintas di kawasan seputar alun-alun Jonggol karena belum tertata dengan baik. “Kendaraan parkirnya diseputar alun-alun dipinggir jalan, dan tidak sedikit pejalan kaki yang berjalan dibahu jalan karena trotoar dipakai buat lapak jualan,” keluhnya.
Tak sampai disitu, Muhamad yang juga pengguna jalan yang mampir untuk makan sore merasa kurang nyaman dilokasi PKL yang berada diseberang alun-alun. “Bukan cuma ga ada tempat parkir, trotoar buat jualan nah jalan kaki dibahu jalan juga ngeri soalnya banyak lalu lalang kendaraan. Udah gitu, pas mau bayar sehabis makan bubur sama sate usus ditembak harganya kayak direstoran, jadi kapok saya,” pungkasnya. (Sab/Asb)
-
Kirab Merah Putih 1001 Meter Akan Dihelat Di Kebumen, Catat Tanggalnya
-
Distributor Kopgim Tandatangan SPJB dengan Kios Pupuk Bersubsidi Bogor
-
Pengumuman PSU DPKPP
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor