CARIU, rakyatbogor.net
Menyikapi proyek peningkatan Jalan Pahae-Nyengcle Kecamatan Cariu-Tanjungsari, yang dikeluhkan akibat diduga keterlambatan pengerjaan sehingga mengganggu kenyamanan warga dan pengguna jalan.
Anggota Komisi 3 DPRD Kabupaten Bogor, Achmad Fathoni meminta agar Dinas PUPR segera menanggapi persoalan proyek peningkatan Jalan Pahae-Nyengcle Cariu-Tanjungsari. Hal tersebut karena progres pengerjaan yang dilakukan CV.Keisya Gigih Perkasa selaku penyedia jasa, dinilai membuat tidak nyaman warga dan pengguna jalan.
Bagiamana tidak, teknis pengerjaan jalan tersebut ditutup secara total. Sehingga membuat warga dan pengguna jalan merasa terganggu saat beraktivitas. Selain itu, meski dilakukan penutupan, namun pengerjaannya terkesan lambat.
“Baik, saya langsung kroscek ke Dinas terkaitnya. Saya segera tanyakan ini ke UPT PUPR, dan minta agar persoalan ini segera ditindaklanjuti,” ucap Achmad Fathoni, Kamis (21/12/2023).
Politisi PKS ini menegaskan, persoalan ini harus segera menjadi prioritas penanganan oleh Dinas PUPR Kabupaten Bogor. Karena hal ini terkait hak warga untuk segera menikmati hasil pembangunan, dan juga tidak berlarut-larut dalam menyusahkan pengguna jalan.
“Nanti kita lihat schedulenya, dan progres yang dijalankan,”tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, proyek peningkatan Jalan Raya Pahae-Nyengcle Cariu-Tanjungsari Kabupaten Bogor, dinilai menganggu kenyamanan hingga aktivitas warga. Pasalnya, selain adanya penutupan jalan secara total, juga pengerjaannya terkesan lambat. Bahkan warga mulai aneh, karena ahir-ahir ini tak adanya aktivitas.
Dari informasi papan proyek yang tertera, proyek peningkatan Jalan Pahae-Nyengcle penghubung Kecamatan Cariu-Tanjungsari Kabupaten Bogor, dengan nilai kontrak Rp.1.796.000.000,- dikerjakan CV.Keisya Gigih Perkasa selaku penyedia jasa, dan PT.Angelia Oerip Mandiri selaku oengawqs konsultan. No & Tanggak SPMK : 620/A.10.8-08-3909/TING-JLN/PPJJ.1/SPMK/DPUPR/tgl 16 Oktober 2023.
Nur (35) warga sekitar, mengaku jika warga di tiga desa dari dua kecamatan, yaitu Desa Mekarwangi, Desa Karyamekar Kecamatan Cariu, dan Desa Selawangi Kecamatan Tanjungsari, resah akibatkan proses pembangunan jalan kabupaten yang menggunakan pola penutupan jalan seratus persen itu. Namun anehnya, terlihat jarangnya aktifitas pembangunan di lokasi jalan yang sedang diperbaiki.
“Ini aneh, sudah ditutup total, tapi seperti tak ada aktivitas,” ucap Nur (35l, salah satu warga setempat yang kerap melintas di jalur tersebut, Minggu (17/12/2023).
Ia juga menuturkan, bahwa pihak kontraktor sulit dikonformasi. Bahkqn ada beberapa pekerja yang tidak dibayar upahnya, sehingga pekerjaan tertunda-tunda dan terbengkalai.
“Info dari warga lainnya, lontraktornya susah di konfirmasi. Bahkan ada beberapa pekerja yang tidak dibayar upahnya, jadi pekerjaannya mangkrak,” ujarnya.
Warga lainnya, Muhamad (40) mengatakan jika dampak daru aktifitas tersebut, banyak warga yang berprofesi sebagai tani, pedagang, pengusaha dan lainnya mengeluhkan kurang berjalannya perputaran ekonomi di sekitaran wilayah pengguna jalan tersebut.
“Dari pedagang bakso, petani perkebunan, pengusaha, peternakan, pengusaha tempat wisata, hingga para warga yang bekerja di luar daerahpun, merasa terganggu aktiftas perekonomiannya. Sebab pengiriman barang dan hilir mudik wisatawan dari kota ke daerah terhambat,” keluhnya.
Warga mengaku, jika adanya proyek perbaikan jalan tersebut sangat mendukungnya. Hanya saja dalam penerapan teknisnya yang berdampak pada keresahan warga sekitar. Mereka meminta jangan adanya penutupan total, namun bisa dilakukan dengan sistem buka tutup.
“Harusnya jangan ditutup total. Kan bisa menggunakan buka tutup, atau Contra flow.
Apalagi jarangnya terlihat aktifitas kontraktor dari pengiriman mobil coran dan pekerja yang melakukan prosesnya. Bahkan beredar issue, bahwa mereka telat dibayar dan banyak issue lainnya yang membuat warga resah,” jelasnya.
Warga berharap, Pemerintah setempat hingga Pemerintah Daerah tidak tinggal diam, dan segera merespon atas persoalan ini.
“Kami ingin adanya respon dari pemerintah. Ini agar keresahan warga dan pengguna jalan tidak berlarut-larut,” pungkasnya.(Asb)
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut