Proyek PUPR Dipangkas, Cibinong City A Beautiful Lenyap!  

Cibinong, rakyatbogor.net – Kelanjutan program Cibinong City A Beautiful dipastikan molor. Hal ini diungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor, R. Soebiantoro kepada wartawan, Minggu (20/2/2022).

“Tahun ini kami meniadakan dahulu kelanjutan program Cibinong City A Beautiful. Anggaran tahun ini, dari usulan Rp1,2 triliun itu banyak yang dicoret hingga menyisakan anggaran sebesar Rp800 miliar atau Rp600 miliar untuk anggaran pembangunan insfrastruktur jalan, jembatan, irigasi dan lainnya,” kata pria yang akrab disapa Bibin itu.

Menurutnya, kelanjutan program Cibinong City A Beautiful akan dilaksanakan pada TA 2023. Rencananya, Dinas PUPR akan melanjutkan pembangunan Jalan Raya Tegar Beriman, mulai dari simpang Perumda Air Minum Tirta Kahuripan hingga pertigaan Bambu Kuning, Kecamatan Bojonggede.

Dia menuturkan, dengan besar anggaran Rp600 miliar itu pihaknya tak bisa memaksakan untuk melanjut program Cibinong City A Beautiful. Jajarannya akan melakukan pembangunan insfrastruktur jalan, jembatan, pedestrian, Irigasi dan lainnya baik untuk wilayah barat, timur, utara maupun selatan.

“Di tahun ini, kami akan melakukan pembangunan insfrastruktur baik untuk wilayah barat, timur, utara maupun selatan. Termasuk menembuskan jalur lambat Jalan Bojonggede Kemang (Bomang) dengan besar anggaran Rp53 miliar,” tuturnya.

Mantan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) ini melanjutkan, untuk proyek program Cibinong City A Beautiful bernilai Rp324 miliar yang sudah dilaksanakan pada 2021 kemarin, jajarannya bersama penyedia jasa dan konsultan perencana maupun pengawas masih dalam proses pelaksanaan serah terima sementara pekerjaan (PHO).

Diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor tengah bersolek. Tema ‘Cibinong Beautification Raya’ pun digaungkan. Indikatornya, dapat dilihat dari sejumlah pembangunan pedestrian (fasilitas pejalan kaki-red) yang hingga saat ini masih terus digenjot. Namun sayang, upaya ini tak dibarengi dengan aturan yang mengikat.

Namun sayang, dalam pantauan dilapangan, proyek yang menghabiskan dana hingga ratusan miliar rupiah itu tidak terlihat adanya sarana dan prasarana lalu lintas untuk mengatur dan merapihkan kendaraan serta parkirannya.

Sepanjang ruas jalan mulai dari simpang sentul hingga Pakansari dan jalan Tegar Beriman, tidak terlihat adanya bangunan yang buat untuk park and ride atau gedung parkiran. Sehingga, kekhawatiran kecantikan Cibinong terlihat kumuh jika masih banyak kendaraan yang berceceran dijalan.

Baca juga:  Posisi Sekretaris Dewan Masih Kosong, Dewan Kecewa Kebijakan Pemkab  

Dampaknya pun bisa ditebak. Kawasan Pakansari kembali semrawut dan kumuh. Pedestrian yang dibangun dengan dana miliaran rupiah menjadi percuma lantaran kurangnya pengawasan dari pihak terkait.

Hadirnya pedestrian justru menjadi tempat mangkal baru para pedagang kaki lima ditambah dengan parkir kendaraan milik warga yang sembarangan hingga membuat ruas itu menyempit dan tentunya menimbulkan arus lalu lintas tersendat.

Mirisnya, jika pun ada legulator yang mengatur soal tata kawasan ini, mungkin tak lebih dari pelengkap. Sebab, aturan itu tidak dibarengi dengan penyediaan sarana dan prasarana publik yang memadai.

Direktur Lembaga Pemerhati Kebijakan Publik (LPKP), Rahmat Syamsul Anwar, saat dimintai tanggapan oleh Rakyat Bogor, Minggu (20/2/2022) malam menyebut, secara keseluruhan pembangunan pedestrian ini sangat bagus karena menambah rapi kawasan yang menjadi etalase Kabupaten Bogor ini.

Namun harus diakui, masih ada beberapa kekurangan terlihat dari pedestrian ini, di beberapa lokasi masih terlihat pedangan berjualan di atas trotoar, trotoar dijadikan parkiran motor, kurangnya penerangan jalan dan trotoar pembatas jalan yang belum ditanami serta tidak tersedianya tempat sampah.

“Saya rasa, jika sarana dan prasarana yang memadai bukan tidak mungkin, Pakansari bisa menjadi obyek wisata lokal yang tentunya akan berimbas multi effect terhadap leading sektor kemasyarakatan di Kabupaten Bogor,” paparnya.

Multi effect yang disebut Rahmat, adalah adanya peningkatan kesejahteraan dengan putaran ekonomi, daya serap tenaga kerja serta pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) baik di sektor parkir maupun wisata.

“Dengan penataan yang baik, bukan tidak mungkin aspek-aspek ekonomi juga akan tumbuh. Dan itu bisa menjadi solusi yang baik dalam upaya pemulihan ekonomi akibat Covid-19 saat ini, dimana harus diakui, tingkat kemiskinan meningkat seiring dengan banyaknya pengangguran karena diputus kerja oleh perusahaan,” jabarnya.

Lebih lanjut digambarkan Rahmat, dengan tata kota yang baik, bukan tidak mungkin kawasan Pakansari bisa menjadi ‘Malioboro’-nya Kabupaten Bogor. “Terbayangkan bagaimana indahnya Cibinong dengan tata kota yang baik tak semrawut seperti sekarang. Banyak orang datang dengan berjalan kaki, mulai dari Jalan Kolonel Edi Yoso ke Stadion Pakansari dengan fasilitas yang lengkap, bersih dan nyaman,” tandasnya. (fuz)