Kota Bogor – Kota Bogor menempati urutan ketiga dari 27 kota/kabupaten rawan bencana di Jawa Barat. Hal itu diungkap Ketua PMI Kota Bogor, Edgar Suratman saat menggelar apel kesiapsiagaan terhadap dampak La Nina, di Lapangan Belakang PMI Kota Bogor, Senin (15/11/2021).
Selain longsor akibat curah hujan yang tinggi, angin kencang juga menjadi penyebab utama terjadinya serangkaian bencana yang terjadi. Bahkan, hingga November 2021 tercatat sudah ada 900 kejadian bencana terjadi di Kota Bogor.
Karena itu, PMI menjadi salah satu komponen yang harus sigap tanggap, terhadap semua kejadian. Tak hanya saat terjadi bencana, tapi juga sebelum, saat, dan pasca kejadian bencana. Sehingga, pada saat ini, PMI Pusat dan PMI Jabar bergerak bersama dengan melibatkan relawan bencana lainnya. Termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor.
Pada kesempatan itu, Edgar juga mengingatkan para relawan untuk selalu mengecek alat komunikasi agar dapat difungsikan secara maksimal dalam koordinasi kebencanaan. “Jika ada kerusakan diperbaiki untuk mempercepat adanya tindakan. Untuk itu dicek alat dan personalnya. Baik itu di posko yang di markas PMI maupun di Sibad. PMI Kecamatan harus melakukan monitoring, pada saat ada kejadian untuk bergerak bersama kurangi dampak La Nina,” paparnya.
Edgar juga meminta untuk melakukan pemetaan, terkait ketersediaan perlengkapan untuk menunjang kejadian bencana. “Kalo barang (alat) sudah dianggap tidak layak maka kita berita acarakan untuk dihapus, tentu tahun yang akan datang harus programkan diadakan sesuai kemampuan kita,” tutupnya.
Sebelumnya, menurut data BPBD Kota Bogor terdapat 25 titik bencana yang sudah berhasil ditangani terdiri atas bencana banjir lintasan, longsor, pohon tumbang dan rumah roboh selama akhir Oktober hingga awal November 2021 ini.
Kendati begitu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Teofilo Patrocinio Freitas menyampaikan puluhan kejadian bencana itu tidak ada korban jiwa melainkan ada dua orang warga yang terluka ringan akibat longsor di Kampung Keramat.
Petugas BPBD pun telah melakukan penanganan terhadap keadaan bencana dengan melakukan pembersihan material longsor, pohon tumbang maupun rumah roboh. Tidak lupa pertolongan pertama kepada korban luka pun telah dilakukan dibantu pihak kecamatan dan warga setempat.
Dari 25 titik bencana itu, kata Teo, terbagi atas kejadian tanah longsor, banjir lintasan, rumah roboh, tembok penahan tanah (TPT) ambruk dan pohon tumbang. Terdapat 10 kejadian tanah longsor yang terjadi di RT03/RW06 Kampung Ciheuleut Pakuan Kelurahan Tegal Lega, Kecamatan Bogor Tengah, RT03/RW01 Kelurahan Kerta Maya, Kecamatan Bogor Selatan, RT05/RW01 Kampung Keramat Kelurahan Panaragan, Kecamatan Bogor Tengah dan RT04/RW05 dan RT01/RW10 Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara.
Kemudian di Jalan Ardio Blok Ardio 5 No. 26, RT01/RW06, Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, RT02/RW01 Kampung Babakan Undak, Kelurahan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, RT02/RW01, Kampung Dekeng, Kelurahan Genteng, Kecamatan Bogor Selatan.
Kemudian di RT07/RW15, VBI 3, Kelurahan Kedung Halang, Kecamatan Bogor Utara dan RT02/RW01 Kampung Babakan Undak, Kelurahan Lawanggintung, Kecamatan Bogor Selatan.
Sedangkan untuk kejadian banjir lintasan terdapat 12 titik bencana antara lain di RT02/RW02, Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Jalan Prakarya, RT05/RW03, Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara, RT01/RW01 Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara.
Kemudian RT03/RW18 Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara dan RT11/RW05 Bojong Jengkol (Bonjes) Tasmania, Dekat Mesjid Amaliah, ,Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat dan RT03/RW15 Perumahan Pesanggrahan Indah, Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal.
Selanjutnya, di samping Mushola, RT04/ RW05 Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, RT01/RW05 Kelurahan Tegal Lega, Kecamatan Bogor Tengah, RT03/RW01 Kelurahan Kedung Halang, Kecamatan Bogor Utara.
Di RT03/RW05 Kelurahan Kedung Halang, Kecamatan Bogor Utara, RT01, 05, 06/RW11 Kampung Ceger, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, RT01/RW05 Malabar, Kelurahan Tegal Lega, Kecamatan Bogor dan RT01/RW05 Malabar, Kelurahan Tegal Lega, Kecamatan Bogor Tengah.
Bencana lain yang juga terjadi yaitu dua titik pohon tumbang di wilayah Komplek Bukit Cimanggu City, Jalan Kencana, RW15, Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal dan di Komplek Bukit Cimanggu City Jalan Kencana RW15, Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal.
Untuk diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan terjadi hujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di sejumlah wilayah di Indonesia.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai dampak fenomena La Nina menjelang akhir 2021. Menurut hasil kajian BMKG, pada 2020 La Nina menyebabkan peningkatan curah hujan dari November hingga Januari.
BMKG memprakirakan akhir tahun ini, La Nina bisa menyebabkan peningkatan curah hujan bulanan sekitar 20 sampai 70 persen di atas normal. Itu terjadi di wilayah Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. (djm/*)
Tags: BMKG, BPBD, Edgar Suratman, PMI Kota Bogor
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut