Realisasi Program RTLH di Desa Bantarjati Jadi Sorotan Warga

RTLHWarga Desa Bantarjati Pertanyakan Anggaran Program RTLH

Klapanunggal, HRB

Banyaknya warga Kabupaten Bogor yang awam dalam hal proses dan seputar pembagian dana Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), membuat mereka tak selalu berpikir positif. Hal ini menjadikan tak sedikit dari mereka (penerima bantuan) yang merasa diperlakukan tidak adil dengan pencairan dana dari program tersebut.

Seperti yang dikatakan Jajang (50), warga Kampung Nambo Bantarjati RT.16/02 Desa Bantarjati – Kecamatan klapanunggal, yang merasa kecewa dengan bantuan RTLH di desanya dengan sistem berupa material barang bangunan.

”Saya bingung karena dapat satu kubik pasir, besi jadi 10, herbel 4 kubik, semen 10 sak, semen mortal 4 sak, genteng bekas 1000 biji, bambu peot 100 batang, kayu Pian 24, kusen pintu panel, dan jendela. Para KPM hanya menerima material, dan anehnya tidak dikasih bon dari tempat material,” ungkapnya, baru-baru ini.

Ironisnya, belum semua barang-barang tersebut terealisasikan. Selain itu juga pembangunan rumahnya, diakuinya belum dilihat atau dicek perangkat desa. Alhasil, kondisinya kini terbengkalai. 

“Pihak desa tidak pernah mengecek, gimana mau melanjutkan renovasi dana pribadi juga jual motor hanya cukup bayar tukang. Jadi boro-boro mau lanjutin dan membeli bahan material, makan sehari-hari saja saya bingung,” keluhnya.

Baca juga:  Wakil Rakyat Tegas, Perbaikan Jalan Desa Cibadak Dikawal

Selain itu, beberapa KPM lainnya selaku penerima program. Rutilahu tersebut, juga mengatakan, bahwa bon material juga tidak berikan. Sehingga, hal tersebut menimbulkan pertanyaan warga. 

“Minimal kami dikasih tahu dong berapa nilai bahan material yang telah kami terima. Masa hanya terima bahan saja, tapi ga tahu nilainya, jadi apakah harga materialnya selaras atau tidak dengan nominal bantuannya kan warga tak tahu,” katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Bantarjati, Supena, belum bisa memberikan keterangannya. Saat dikonfirmasi melalui pesan aplikasi whatsapp, belum lama ini, tidak aktif. Begitupun saat didatangi kantor desanya, Supena tidak ada di tempat.

Sebagai informasi yang di telusuri di wilayah bantuan Aspirasi Banprov senilai 20 juta setiap 1 unit RTLH, dengan jumlah penerima 20 KPM,  namun semua itu  banyak dikeluhkan warga setempat selaku penerima bantuan. (Asb)