Rumah Nyaris Tergerus Longsor, Bantuan Pemkab Bogor Tak Kunjung Datang

LongsorRumah Nyaris Tergerus Longsor, Bantuan Pemkab Bogor Tak Kunjung Datang

Cigombong, HRB – Pasca longsor yang menggerus sebagian halaman rumahnya sekitar dua pekan lalu, Edi Ramaulan Hasan Basri, warga Kampung Kibaru, RT 02/06, Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, hingga kini masih menunggu bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bogor.

Edi mengaku, hingga kini belum ada penanggulangan di lokasi longsor yang juga menggerus akses utama warga sekitar. Padahal kata dia, jika tidak segera ditangani, tebingan dengan tinggi belasan meter itu semakin terkikis dan menggerus rumahnya. Terlebih di bawah tebingan terdapat aliran sungai.

Namun demikian, ia tak bisa berbuat banyak dan hanya bisa menunggu penanggulangan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui dinas terkait untuk membangun Tembok Penahan Tebing (TPT) di lokasi.

“Ya belum ada penanganan lebih, baru terpal saja yang diterima. Saya hanya khawatir longsor kian meluas jika terjadi hujan deras. Karena waktu itu saja sekali turun hujan langsung terjadi longsor susulan,” ungkap Edi, Minggu (6/11/2022).

Karena itu, lanjut Edi, dirinya meminta pihak terkait mulai dari pemerintah desa, kecamatan hingga pemerintah daerah melakukan upaya lebih agar bisa segera menanggulangi longsor yang sudah menggerus jalan warga dan pekarangan rumahnya itu. Guna menghindari hal yang tidak diinginkan, untuk sementara waktu ia bersama istrinya pun tinggal di rumah salah satu anaknya.

“Tak lama setelah longsor saya langsung diminta ikut tinggal bersama anak. Mereka khawatir kalau terus bertahan di rumah itu terjadi sesuatu terhadap saya dan istri,” terangnya.

Baca juga:  Proyek Gudang di Sukagalih Belum Berizin

Ia menambahkan, karena saat ini akses jalan lingkungan yang biasa digunakan warga telah terputus. Warga pun terpaksa menggunakan jalan lain yang jarak tempuhnya lebih jauh.

Sementara itu, Maya, anak pemilik rumah mengaku khawatir dengan kondisi rumah orang tua nya saat ini yang menggantung di bibir tebing dan terancam longsor.

“Mau gimana lagi, masa orang tua saya harus bertahan di rumah itu, sementara sampai saat ini tidak ada penanganan apapun. Makanya kami minta harus segera ditangani. Jangan sampai tunggu kondisi makin parah dan timbul korban,” tuturnya.

Menurutnya, longsor semakin meluas karena lambannya penanganan pasca terjadinya longsor pertama. Seharusnya kata dia, saat itu segera dilakukan pemasangan terpal oleh unsur pemerintah setempat agar longsor tidak kembali terjadi.

“Jalan sudah terputus, tanah tebingan juga semakin terkikis hingga ke halaman rumah saya. Bahkan sebagian teras dan pagar gerbang rumah pun ikut tergerus. Ya memang musibah, tapi kalau saja antisipasi dilakukan secara cepat, longsor tidak akan meluas,” tukas Maya.

Meski diakuinya, pasca kejadian, unsur terkait seperti pemerintahan desa (pemdes), BPBD kecamatan telah meninjau ke lokasi, namun saat itu hanya sebatas melakukan peninjauan tanpa memastikan kapan dilakukannya perbaikan atau pemasangan turap.

“Ya sudah ada peninjauan dari desa dan kecamatan dan unsur terkait lainnya. Tapi kan belum jelas kapan ini akan ditangani. Harapan saya sih ini segera ditangani, dengan membangun TPT atau memasang bronjong atau antisipasi lainnya,” tuturnya.(asz)

Tags: