Samisade Karacak Serobot Tanah Warga

Leuwiliang, rakyatbogor.net Proyek pembangunan jembatan program bantuan keuangan satu miliar satu desa (Samisade) di Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang menuai persoalan. Pasalnya, pembangunan jembatan sepanjang 11 meter dengan anggaran Rp 400.646.800  itu, diduga menyerobot  lahan warga.

Hal itu seperti dikatakan  Warga  Kampung Sukajadi RT 02/ 09 Desa Karacak,  Anung (50). Menurut Anung, halaman rumahnya telah diserobot oleh pembangunan jembatan. Karena, sejak halaman nya dibongkar, pihak desa tidak pernah memberikan konpensasi. Bahkan tidak ada komunikasi yang baik dengan pemilik rumah.

“Ini gimana, pembangunan jembatan  bisa sampai membongkari halaman rumah saya. Kalau begini caranya,  jelas saya ga nerima. Apalagi tidak ada solusi yang ditawarkan kepada saya, baik dari pihak desa, maupun dari pelaksana proyek,” kata Anung.

Anung mengatakan, pihaknya meminta pelaksana proyek untuk segera merapihkan kembali halaman rumahnya yang dibongkar tersebut.

“Saya cuma ingin halaman rumah saya yang dibongkar harus ada lagi. Saya meski tidak ada ganti rugi, yang awalnya rapih, harus rapih lagi. Siapa sih yang ingin dirugikan, ga ada orangnya,” kata Anung

Baca juga:  BNPB: Kabupaten Bogor Waspada Tanah Bergerak

Amung menegaskan, sejauh ini pihaknya tidak pernah menghalangi maupun mengganggu kegiatan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah Desa Karacak. Terlebih kata dia, tujuannya untuk kepentingan umum dan peningkatan akses ekonomi warga.

” warga dan aparat sudah musyawarah dan membuat kesepakatan. Yaitu bila ada pembongkaran, maka harus dirapihkan kembali,” kata Amung.

Sementara itu, Kepala Desa Karacak, H. Onas Hestiani menyatakan tidak jadi masalah jika memang ada warganya  yang ingin segera memperbaiki lahan yang dibongkarnya. Apalagi hal itu sudah dimusyawarhakan.

“Kami sadar dengan kebutuhan masyarakat tentang fasilitas umum. Tapi kan belum bisa dikerjain, ini saja jalan lanjutannya lagi gotong royong,” kata H Onas Hestiani.

Terkait jembatan yang sudah dibangunnya itu, menurut Hestiani, jembatan tersebut belum bisa digunakan. Karena masih perlu waktu antara satu atau dua minggu lagi.

“Belum saya ijinkan dulu, jembatan itu digunakan.  Masih butuh waktu, namun untuk akses kendaraan motor telah saya buatkan jalan alternatif,” kata Hestiani. (HN)