Ciawi – Musim kemarau tiba, air sudah surut dan sulit didapatkan, seperti yang terjadi di komplek pemerintahan Kecamatan Ciawi, untuk berwudhu saja sulit.
Ironisnya, wilayah kecamatan Ciawi berada di bawah hutan-hutan dikawasan Puncak dan di kelilingi pula oleh pabrik-pabrik air minum dalam Kemasan (AMDK), yang hingga saat ini masih berproduksi.
Tidak hanya di lingkungan perkantoran air juga sulit didapat di rumah- rumah warga, seperti yang dikatakan oleh masyarakat Bitungsari Maulana Ardi.
Padahal, ia sudah memasang sambungan pipa air ke PDAM.
“Saya juga bingung, mau mandi aja susah, paling kalau sekalinya keluar airnya kecil,”katanya, Rabu, 6/09/2023.
Itupun, sambungnya hanya keluar pada malam hari dan pada pukul 04.30 WIB, air sudah tidak keluar dari kran.
Hal serupa juga dirasakan oleh pegawai yang ada dilingkungan perkantoran, jika memasuki waktu sholat, mereka harus rela mengantri menunggu air keluar dari sumur yang kering.
“Ini mau wudhu susah, sumurnya sih ada, tapi gak ada irinya, percuma di sedot pake sanyo juga,”ungkap salah seorang pegawai, Ahmad.
Terpisah Kepala Pemadam Kebakaran (Damkar) Ciawi,Nendri, menjelaskan, jika untuk kebutuhan air, Damkar memang bisa menyediakan, namun harus melalui surat tertulis yang ditujukan ke BPBD kabupaten Bogor.
“Nanti BPBD mendisposisikan ke damkar untuk menyediakan air, baik air bersih ataupun untuk berwudhu.
Kalau untuk wudhu saja sebenarnya bisa saja camat atau sekcam yang meminta langsung ke damkar, tapi melalu surat tertulis, karena untuk pelaporan nantinya,”tutup Nendri.(ash)
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut