Sukamakmur, rakyatbogor.net – Produksi jamur tiram terus dikembangkan di Desa Sukadamai Kecamatan Sukamakmur, sehingga menjadi salah satu komoditi unggulan sektor perkebunan di desa setempat. Pasalnya, jamur ini merupakan tanaman dengan nama ilmiah Pleurotus ostreatus yang juga dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom dan untuk dikonsumsi oleh manusia.
Diketahui, rata-rata seorang petani di desa tersebut, dapat menghasilkan hasil panen hingga mencapai 1 ton dalam satu bulan. Hebatnya, sebagian besar petani berasal dari kalangan generasi muda desa yang menekuni budi daya jamur tiram yang terbagi dalam dua kelompok tani.
Asep Mardi (30) selaku Ketua Poktan Semar Jamur Desa Sukadamai, mengatakan jamur tiram merupakan jamur dengan ciri-ciri warna putih hingga krem dengan tudung yang bentuknya setengah lingkaran, mirip dengan cangkang tiram karena bagian tengahnya agak cekung.
“Satu petani bisa menghasilkan 500 sampai 1 ton dalam sebulan jika dikalikan puluhan petani mencapai puluhan ton. Supaya hasil panen baik perlu diberikan nutrisi, vitamin maupun obat anti hama,” katanya kepada Rakyat Bogor, Minggu (23/1/2022).
Diakuinya, pihak pemerintah desa mendukung pengembangan budi daya jamur tiram, dan perlunya diadakan program penyuluhan budi daya, pemasaran hasil panen dan kebun percontohan di Desa Sukadamai oleh Distanhorbun Kabupaten Bogor.
“Budi daya yang diterapkan disini masih ada yang secara tradisional. Jadi perlu penyuluhan dan kebun percontohan dari Distanhorbun supaya ada peningkatan. Sedangkan harga jual jamur tiram per kilogram masih dikisaran Rp10 Ribu yang pemasarannya masih ke Cileungsi, Bekasi dan Tanggerang,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sukadamai, A. Syaripudin, mengatakan diwilayah kerjanya potensi pertanian dan perkebunan yang perlu dikembangkan termasuk budi daya jamur tiram menjadi salah satu komoditi unggulan di Desa Sukadamai.
Dalam pengembangannya tentu masih membutuhkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Bogor dalam hal ini Distanhorbun. “Kami selaku pemerintah desa tentunya sangat mendukung kegiatan para petani jamur tersebut, tentunya untuk meningkatkan perekenomian masyarakat. Kedepannya pemerintah desa berencana untuk adanya pemberdayaan bagi para petani jamur dalam upaya meningkatkan produksi,” jelasnya.
Tak sampai disitu, kata A. Syaripudin, tentunya tidak hanya produksinya saja, sebab pihaknya ingin para petani jamur tiram bisa mengolah jamur tersebut agar menambah nilai jual. “Jadi, petani tidak hanya menjual jamur mentah saja melainkan menjual jamur olahan, seperti baso jamur, jamur crispy ataupun bentuk olahan lainya,” katanya.
Hal ini, lanjutnya dirasa sangat penting, terutama ketika panen jamur pada hari raya atau tahun baru, yang biasanya jamur tiram kurang laku dan akhirnya petani merugi. “Dengan adanya keterampilan mengolah jamur tiram menjadi makanan olahan, diharapkan dapat meminimalisir kerugian,” tutupnya. (Sab/Asb)
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut