Sukaraja – Pandemi Covid-19 yang menyerang hampir di seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia dalam kurun waktu dua tahun ke belakang ini, membuat terhambatnya pertumbuhan di segala bidang salah satunya pendidikan. Dimana, pemerintah baik pusat maupun daerah memutuskan untuk mengadakan proses belajar mengajar melalui sistem daring atau online, guna menghambat makin merebaknya virus asal negeri Tiongkok tersebut.
Ditambah lagi, meskipun level Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah diturunkan oleh pemerintah. Masih banyak sekolah yang masih belum berani menerapkan kembali pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
Sistem belajar daring yang sudah berlangsung selama kurang lebih dua tahun ini, meskipun dianggap solusi agar proses belajar mengajar bisa tetap berjalan. Namun, ternyata juga menimbulkan banyak persoalan, salah satunya membuat siswa menjadi jenuh dan bosan dalam menerima materi pelajaran dari gurunya di sekolah.
Pemerhati pendidikan, Wuri Sarana Handayani menilai, sebagian besar siswa yang mengikuti belajar daring akan merasakan kejenuhan pada saat menjalani proses belajar mengajar dengan sistem tersebut.
“Saya melihat justru gairah siswa pada saat menjalani proses belajar mengajar dengan sistem daring ini, malah mengalami penurunan. Karena, interaksi antara guru dan murid dalam penyampaian materi pembelajaran justru berkurang,” nilai Wuri, Minggu (05/12/2021).
Faktor lain yang membuat minat belajar siswa menjadi menurun dari sistem daring itu, menurut perempuan yang juga Penanggungjawab Bimbingan Belajar Primagama Cabang Pomad Kecamatan Sukaraja itu adalah berkurangnya kompetisi diantara murid satu dengan yang lainnya.
“Ketika sistem daring ini dijalankan, tentunya kompetisi dari para siswa ini juga mengalami penurunan. Karena, diantara siswa kurang terjadi kompetisi dalam meraih nilai yang baik,” tuturnya.
Wuri pun melihat, dengan sudah diturunkannya level PPKM di level 2 dan 3, bisa membuat pemerintah juga kembali mengeluarkan kebijakan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) bisa dilaksanakan di seluruh sekolah.
“Tapi disertai juga dengan kebijakan aturan pembatasan jumlah siswa yang mengikuti PTM bisa disesuaikan,” tandasnya. (axl)
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut