Soal Dugaan Mark Up Harga Benih Lele, Jawaban Kasi Ekbang Cijeruk ‘Ngelantur’

Cijeruk, rakyatbogor.net Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan (Kasi Ekbang) Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Asep Dahlan, memberikan tanggapannya  terkait adanya dugaan mark up atau pengelembungan harga pembelian benih ikan lele di Desa Cipicung yang bersumber dari anggaran pemerintah pusat melalui Dana Desa (DD) tahun 2021.

Namun jawaban yang dilontarkannya terkait harga benih sangat mencengangkan. Menurutnya, pembelian benih ikan lele seharga Rp1000 per ekor itu, dianggap standar.

“Saya juga lihat saat benih ikan lele disalurkan kepada warga pemenang bantuan. Dan saya rasa harga 1000 rupiah itu standar,” ungkapnya saat dikonfirmasi di ruangannya di kantor Kecamatan Cijeruk, Kamis (20/1/2022).

Tak hanya itu, Asep pun malah terkesan menyalahkan warga terkait informasi pengembalian biaya pembelian benih ikan lele dari para penerima bantuan kepada Ketua Badan Usaha Milik Desa (BumDes) Cipicung.

“Mungkin warga yang dapat bantuan salah tangkap. Bisa juga yang dimaksud BumDes adalah pembayaran pakan. Soalnya untuk pembelian pakan pemenang bantuan benih ikan lele bisa membayar secara diangsur,” katanya.

Tidak hanya itu, ia pun menilai pernyataan Deni Wirya, Sekretaris Desa (Sekdes) Cipicung yang membenarkan adanya pengembalian pembelian benih ikan lele oleh para pemenang bantuan, suatu kebodohan.

“Warga juga tidak tahu terimakasih. Sudah jelas dikasih bantuan,” timpalnya setelah mendengar rekaman suara sekdes maupun warga penerima bantuan.

Tak cukup sampai disitu, Asep pun seolah melemahkan hasil investigasi wartawan. Malah seakan bermaksud menggurui ia pun mengatakan kepada wartawan agar memiliki bukti otentik berupa rekaman video.

“Harusnya di video kan. Kalau memang sekdes membenarkan ada pengembalian benih ikan lele dari para pemenang, biar jelas visualnya. Kalau hanya rekaman suara tidak jelas,” paparnya.

Bahkan dengan nada ketus ia menyebut penyertaan modal BumDes Cipicung sebesar 200 juta dari anggaran DD tahun 2021 dianggap kurang.

Baca juga:  Pemuda Pamungguan Sulap Kayu Tak Berguna Jadi Kerajinan

“Modal 200 juta mah kurang,” cetusnya. Masih dengan nada kesal ia pun berbicara diluar konteks, hingga mengaku jika dirinya banyak teman lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Cibinong.

“Nama saya diminta agar ditulis di kepengurusan LSM, tapi saya tolak. Saya kan pegawai negeri sipil (PNS). Dan saya hanya sebatas untuk sharing dan minta pendapat,” akunya.

Namun saat ditanya kembali terkait permasalahan yang terjadi di Desa Cipicung, Asda menyatakan akan turun ke lapangan dan melakukan klarifikasi.

“Nanti saya akan turun ke Desa Cipicung,” imbuhnya, Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua LSM JPP, Saleh Nurangga menilai ada kejanggalan dengan pernyataan Sekdes Cipicung yang menyebutkan harga pembelian benih ikan lele yang diberikan kepada para kelompok tani atau peternak terlalu mahal.

Menurutnya, saat ini untuk harga ikan lele yang satu kilonya bisa mendapatkan tujuh ekor, hanya sekitar 20.000. Apabila dirupiahkan satuannya, untuk satu ekor ikan lele berkisar diharga kurang dari 3000 rupiah.

“Masa benih ikan lele harganya sampai 1000 rupiah. Yang namanya benih itu paling juga sebesar kelingking tangan orang dewasa, harganya pun kisaran 500 rupiah,” ungkapnya saat itu.

Saleh pun menduga, ada indikasi Mark Up atau pengelembungan harga dalam pembelian benih ikan lele yang dilakukan Pemerintah Desa (Pemdes) Cipicung, melalui program pemberdayaan masyarakat yang bersumber dari DD.

“Kalau saya soh menduga memang telah terjadi Mark Up, lembaga penegak hukum harus turun ke desa tersebut,” tegasnya.

Selain itu, lanjut dia, adanya pengembalian uang dari para pemenang bantuan saat panen pertama dengan dalih agar program pemberdayaan tersebut berkelanjutan, menurutnya sudah sangat salah. Pasalnya, permintaan pengembalian uang pembelian benih yang dihargakan satu ekornya 320 rupiah, dilakukan Ketua BumDes setempat.(asz)