Soal Rencana Pembangunan Tol Puncak, Plt Bupati: Belum Final

tol puncakILUSTRASI: Tol Puncak.(foto: zak/hrb)

Cibinong, HRB – Rencana Kementerian PUPR membangun Tol Puncak, Kabupaten Bogor dibenarkan Plt Bupati Iwan Setiawan. Kendati begitu, politisi Partai Gerindra ini memastikan jika jalur yang akan dibangun nanti belum final.

Menurut Iwan, saat ini Kementerian PUPR sendiri tengah melakukan kajian soal calon lahan yang cocok untuk dijadikan sebagai calon jalan Tol Puncak dari Caringin-Puncak.

“Rencananya tahun ini tugas Pemkab Bogor membantu menunjukkan mana yang layak dan tidak (dilalui). Jadi jalurnya belum final. Informasinya pra-FS (feasibility study) itu di tahun 2023,” katanya, mengutip dari Suara.com.

Dikatakan Iwan, Tol Puncak ini dibangun untuk meminimalisir kemacetan yang sering terjadi ketika libur panjang.

Karena itu, dirinya menegaskan Pemerintah Kabupaten Bogor siap mendukung rencana pembangunan jalan tol yang juga direncanakan akan menghubungkan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) dengan jalur Puncak Bogor-Cianjur.

Salah satu bentuk dukungan tersebut, kata Iwan adalah Pemerintah Kabupaten Bogor juga akan menyesuaikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) maupun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk mendukung pembangunan Tol Puncak.

“Kita mendukung, namanya juga program nasional. Nanti tata ruangnya, RDTR-nya disesuaikan, karena ini kan program strategis nasional. Ini mencakup empat kecamatan. Ketika revisi, nanti masuk revisi RTRW,” terang Iwan.

Jalan tol tersebut bakal memiliki gerbang atau pintu keluar di wilayah Puncak. Sejauh ini, opsi pintu keluarnya ada di wilayah Megamendung dan Gunung Mas.

“Jadi pemda diminta untuk membantu dalam mengarahkan jalurnya. Artinya ini juga tidak keluar dari jalur bisnis, jadi jangan khawatir jalur utamanya akan sepi,” ujarnya.

Ia berharap, wacana pembangunan jalan tol ini memberikan solusi atas kemacetan Jalur Puncak yang selama 30 tahun ini hanya diatasi dengan rekayasa lalu lintas berupa sistem satu arah atau one way dan sistem ganjil genap.

Diketahui, kemacetan di kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor seolah memang tak pernah ada solusi. Karena itu, pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) berencana membangun shortcut atau Ruas Jalan Tol Caringin-Cianjur guna mengurangi kemacetan di jalan raya Puncak.

Hal itu diungkapkan anggota Komisi V DPR RI Mulyadi saat mengunjungi pintu Tol Caringin, Bogor-Cianjur-Sukabumi (Bocimi) bersama Direktorat Jenderal Kemen-PUPR belum lama ini.

“Pemerintah pusat melalui Kemen-PUPR berencana akan membangun shortcut demi mengatasi kemacetan lalu lintas di Jalan Raya Puncak, tepatnya Jalan Tol Caringin-Cianjur,” ujar Mulyadi, Minggu (5/6/2022).

Menurutnya, jika rencana pembangunan jalan Tol Caringin-Cianjur terealisasi tentunya akan mengurangi beban jalan raya Puncak dan akan mengurai kemacetan di kawasan wisata tersebut, karena wisatawan tidak harus keluar pintu Tol Gadog, dan bias melewati jalan tol Caringin-Cianjur keluar exit Tol Gunung Mas, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

“Wisatawan atau orang yang menuju Kawasan Puncak bisa melalui Jalan Tol Caringin-Cianjur, mereka bisa langsung menuju Exit Tol di Gunung Mas, Cisarua hingga bisa menghindari kemacetan di wilayah atau Kemacetan Megamendung,” ungkapnya.

Baca juga:  Baru Tiga Bulan, Jalan Samisade di Cadas Ngampar Rusak

Lanjut dia, rencananya pada Tahun 2023 mendatang, KemenPU-PR akan membuat feasibility study (FS), dan selanjutnya pembuatan detail engineering design (DED) di Tahun 2024 mendatang.

“Mudah-mudahan rencana ini segera terwujud, kami di Komisi V akan terus mendorongnya agar proyek demi mengurai kemacetan Puncak ini bisa secepatnya bisa dilakukan,” tandasnya.

Diketahui, ruas Jalan Raya Puncak, terus menjadi sorotan. Kemacetan parah hingga berkilo-kilometer sering terjadi hampir setiap pekan. Kesemrawutan lalu lintas pada lajur ini seolah tanpa solusi.

Mirisnya, solusi One Way yang selama ini diterapkan hampir 35 tahun lamanya justru menjadi ‘musuh dalam selimut’ bagi warga Puncak. Wacana pembangunan Puncak II pun mengapung, namun sayang, hingga saat ini rencana itu belum juga terealisasi.

Wacana Puncak II sempat kembali membuat asa warga Cisarua terbuka setelah Bupati Bogor Ade Yasin (non aktif-red) ngotot akan memperjuangkan rencana yang diprediksi akan menghabiskan dana Rp1,25 triliun ini.

“Ya dengan adanya jalur Puncak dua tentunya bisa menjadi pilihan pengendara yang hendak ke Bandung, dengan begitu beban jalan kawasan wisata Puncak tidak terlalu tinggi, dan kemacetan pun sedikitnya akan terurai,” ujar Bupati Bogor beberapa waktu lalu.

Tidak hanya itu, jalur alternatif pun akan terus dimaksimalkan demi memfasilitasi warga sekitar yang akan beraktifitas akibat kemacetan di jalur utama.

“Selama ini banyak keluhan dari warga, kalau sudah macet ataupun sedang diberlakukan sistem satu arah, warga sekitar susah kemana-mana, jadi kami akan maksimalkan jalur alternatif untuk aktivitas warga sekitar yang terkena dampak kemacetan di jalur utama,” ungkapnya.

Terkait anggaran, Bupati memang mengaku, APBD Kabupaten Bogor tidak akan sanggup untuk membiayai jalan sepanjang 56 kilometer tersebut. Maka dari itu, dia sangat berharap pemerintah pusat bisa menggelontorkan uangnya untuk membangun Jalur Puncak II.

Begitu juga soal kekhawatiran pemerintah pusat akan terjadinya kerusakan lingkungan di sekitar wilayah itu pasca Jalur Puncak II dibangun, Bupati mengklaim telah memberikan jaminan kepada pusat bahwasannya pembangunan Jalur Puncak II tidak akan merusak lingkungan apalagi menjadi kawasan pemukiman.

“Kita terus yakinkan mereka bahwa tidak akan ada kerusakan lingkungan, karena kita juga punya aturan tentang tata ruangnya. Apalagi, jalan ini akan sangat berdampak baik pada keberlangsungan ekonomi masyarakat, jadi kita akan terus upayakan jalin komunikasi dengan pusat. Karena anggarannya pun besar kan, sekitar Rp1,25 triliun,” imbuhnya.

Namun sayang, hingga kini semua ambisi itu tak lebih dari wacana. Jalur Puncak II yang begitu didambakan belum juga terealisasi. (fuz)

Tags: , ,