Sungai Cigatet Dinormalisasi

Leuwiliang – Dibantu petugas UPT Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kelas A Wilayah Leuwiliang dan UPT Pengelolaan Sampah Leuwiliang, warga Desa Barengkok bergotong royong membersihkan material sampah di Sungai Cigatet, akhir pekan lalu.

Aliran Sungai Cigatet yang merupakan irigasi persawahan warga itu sering meluap ketika hujan deras turun melanda. Hal ini diakibatnya banyaknya sampah di aliran tersebut.

Ketua Karang Taruna Desa Barengkok, Firman Ardiansyah menuturkan, kegiatan sadar lingkungan bersih ini diinisiasi karang taruna dengan melibatkan warga sekitar aliran sungai. “Ini adalah gerakan awal bagaimana memecahkan persoalan banjir yang sering terjadi khususnya di Kampung Barengkok RT 01 RW 01,” ujarnya dalam giat tersebut.

Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan air di aliran sungai tersebut sering meluap. Selain penumpukan sampah rumah tangga, pendangkalan sungai juga membuat ketinggian air lebih tinggi dari badan Jalan Kabupaten yang berada persis di sisi sungai.

Hal ini diperparah dengan banyaknya bangunan yang berada di bantaran sungai bahkan di atas sungai. Untuk itu, dirinya bersama warga berharap, kegiatan ini menjadi pemantik instansi terkait untuk lebih serius menangani sungai tersebut.

Baca juga:  Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Desa Ciheudeung Udik Tanam Ratusan Pohon

“Sekarang bukan saatnya saling menyalahkan. Walaupun kami akui sampah warga turut berkontribusi terhadap banjir, namun kami berusaha mengedukasi untuk tidak membuang sampah ke sungai,” papar Firman.

Nantinya, Karang Taruna Barengkok bakal mendorong dibentuknya peraturan desa (perdes) yang melarang warga membuang sampai ke Sungai Cigatet yang mengaliri Desa Barengkok. Selain itu juga bakal berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menindaklanjuti kegiatan normalisasi secara menyeluruh.

Ditempat sama, Epeng Efendi, Ketua RW 01 Desa Barengkok mengaku, banjir yang sering kali terjadi di wilayah tugasnya sangat merugikan. Belasan rumah jadi langganan banjir dengan ketinggian bervariasi.

Epeng menilai, yang dilakukan para pemuda desa itu menjadi motivasi warga untuk ikut bergerak menyelesaikan persoalan banjir yang acap kali terjadi. “Semoga kegiatan ini terus berlanjut, bukan hanya soal banjir, namun juga dapat membuat lingkungan tertata rapih,” tandasnya. (Gus)