Tambang di Cariu Buat Warga Resah

Cariu, rakyatbogor.net – Keberadan galian tanah merah yang disinyalir tak mengantongi ijin, di Desa Bantar Kuning Kecamatan Cariu, nampak bebas beroperasi. Meski hal ini terbilang lama, namun seakan lepas dari pengawasan dan penindakan intansi terkait.

Keterangan warga sekitar, Arsa (37) mengatakan jika keberadaan galian sudah lama, dan membuat resah. Karena selain merusak alam, juga berdampak pada kotornya jalan yang berubah menjadi licin dikala hujan tiba, dan berdebu disaat kemarau melanda. “Yang lebih ditakutkan terjadinya longsor,” katanya, kepada Rakyat Bogor, Kamis (27/1/2022).

Dalam hal ini, warga meminta pihak Dinas Enegi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Provinsi, harus bertindak tegas dengan para pengusaha yang kian merajalela di bumi tegar beriman ini. “Harus ditutup, apalagi banyak mudorotnya ketimbang manfaatnya,” keluhnya.

Tak hanya itu, para pengguna jalan di Jalur utama Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor, mengeluhkan jalan yang becek serta berdebu karena banyaknya tanah bekas galian tanah yang berjatuhan di sepanjang jalan itu.

Kondisi ini, tentunya dirasakan sangat menganggu kenyamanan warga maupun pengguna jalan lainnya. Sebab, pengendara yang melintas, harus ekstra hati-hati, jika tidak akan terjatuh dan mengancam keselamatan.

Baca juga:  Jalan Pahlawan Banjir, Kinerja Dinas PUPR Mengecewakan

“Apalagi kalau pas saat hujan. Jalannya pasti becek dan licin seperti sekarang ini,” kata Adam (37), salah seorang pemotor yang melintas di jalan tersebut.

Warga lainya, Iman (40) mengaku pihak proyek kurang  melakukan pembersihan kepada sisa galian tanah yang berserakan di sepanjang jalan itu. Sehingga, hal ini dinaggap merugikan para pengguna jalan.

“Seharusnya pihak proyek membersihkan dengan menyiram ceceran tanah, supaya terhindar dari debu dan bahaya licin saat ini,” keluhnya.

Menanggapi ini, aktivis peduli lingkungan hidup, Sabilillah mendesak, aparat pemerintah setempat maupun Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, untuk segera melakukan penangan, terkait persoalan jalan utama yang kerap berlumpur saat hujan dan mengganggu masyarakat saat melakukan aktivitasnya.

“Pemerintah harus tegas, dan menegur pihak proyek, untuk mau bertanggungjawan dalam menangani dan mengantisipasi, dampak jalan yang saat ini becek dan membahayakan,” tutupnya. (Asb)