Teka-Teki ‘Tiket’ Airlangga Dalam Pilkada Kabupaten Bogor 2024 Ke Siapa, Ade Jaro Atau Wanhay?

Pilkada Kabupaten Bogor 2024Teka-Teki ‘Tiket’ Airlangga Dalam Pilkada Kabupaten Bogor 2024 Ke Siapa, Ade Jaro Atau Wanhay.(foto: hrb/dok)

Cibinong, HRB – Ade Jaro Ruhendi atau Wawan Haikal Kurdi?. Siapa yang akan dipilih Airlangga Hartarto untuk memikul amanah sebagai jadi Calon Bupati dari Partai Golkar pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bogor 2024 mendatang.

Melihat track record keduanya, baik Ade Jaro maupun Wanhay, begitu mereka biasa disebut, sama-sama punya kans besar untuk mendapat ‘tiket’ dari sang Ketua Umum sebagai calon pemimpin Bumi Tegar Beriman 2024-2029.

Siapa tak kenal Ade Jaro Ruhendi?. Jejak rekamnya di kancah perpolitikan Kabupaten Bogor tak perlu diragukan lagi. Berangkat dari jabatan sebagai Kepala Desa, karirnya terbilang moncer hingga berhasil merangsek jabatan Ketua DPD Partai Golkar.

Ia pun terbilang sukses mengemban amanah partai di lembaga legislatif. Puncaknya adalah, Ade Jaro menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bogor. Modal ini pula yang membuatnya dipercaya partai berlambang pohon beringin ini untuk maju pada Pilkada 2018 lalu.

Berpasangan dengan Inggrid Kansil, Ade Jaro sejatinya sudah menunjukan diri sebagai sosok yang begitu handal dalam politik. Terbukti, hasil Pilkada menempatkan dirinya sebagai pesaing kuat pasangan Ade Yasin-Iwan Setiawan. Ade-Inggrid hanya kalah dengan selisih yang sangat tipis, 2,38 persen dengan Ade-Iwan.

Kini jelang Pilkada 2024, namanya kembali dielu-elukan ribuan simpatisan, baik dari kalangan kader Golkar sendiri hingga warga. Sebuah bentuk kesetiaan yang tentunya menggambarkan sosok siapa Ade Jaro itu sendiri.

Setali tiga uang dengannya, sosok Wanhay alias Wawan Haikal Kurdi juga tak kalah menterang dalam kancah perpolitikan di Kabupaten Bogor. Wawan merupakan sosok muda yang kini tampil didepan memimpin Partai Golkar.

Wajar jika kemudian, Wanhay begitu diharapkan para generasi milenial Partai Golkar sebagai ‘delegasi’ untuk menjadi Bupati Bogor 2024-2029. Terlebih Wanhay juga mendapat dukungan penuh dari kalangan elit Golkar ditingkat pusat. Diantaranya dari Ravindra yang notabene merupakan anak dari Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

Apalagi, Wawan sudah langganan terpilih menjadi Anggota Legislatif dari Dapil Bogor III meliputi kawasan Puncak dan Perbatasan Bogor-Sukabumi. Modalitas lain yang dimiliki Wawan adalah ia kini menjabat Ketua DPD Golkar Kabupaten Bogor.

Bargaing position yang dimiliki Wawan ini tentu menjadi coat-tail effect bagi Airlangga Hartarto untuk memberikan penugasan dan tiket di Pilkada Bogor 2024 mendatang. Tentunya Airlangga juga melihat realita bahwa Wawan telah berkali-kali sukses membesarkan Golkar di Kabupaten Bogor lewat keberhasilannya mendapat kursi terbanyak di DPRD Kabupaten Bogor.

Menyikapi hal ini, pengamat politik dari Universitas Pamulang, Junaidi Adi Putra menyebut, secara kalkulasi politik, sosok Ade Jaro sedikit lebih unggul dibanding Wanhay. Alasanya, kata Junaidi, tak lain karena senioritas.

“Golkar merupakan partai yang kuat dalam kaderisasi, karena itu sosok Ade Jaro saya pikir sedikit lebih unggul. Karena bagaimana pun, Golkar saat ini meski dipimpin Wanhay, tapi tetap tak bisa lepas dari sosok-sosok senior, meski mereka tak berkecimpung lagi dalam dunia politik,” kata Junaidi.

Selain itu, kata Junaidi, sosok Ade Jaro sudah lebih dahulu menyentuh lapisan masyarakat dengan keikutsertaannya pada Pilkada 2018 silam.

“Secara eksternal, Wanhay juga dalam tanda kutip, kalah pamor karena Ade Jaro sudah lebih dulu masuk ke pelosok wilayah dan dikenal warga saat Pilkada dulu. Secara hitungan politik, partai Golkar pasti akan memperhitungkan. Apalagi sosoknya hingga saat ini masih disebut-sebut juga kan,” ungkapnya.

Baca juga:  Pensertifikatan Aset Kabupaten Bogor Terbanyak se-Jawa Barat

Sosok Wanhay sendiri kata Junaidi bukan tanpa peluang. Dukungan dari pusat menjadi modal, tinggal bagaimana Wanhay bisa meyakinkan kolega-kolega seniornya di kalangan internal.

“Ya, dukungan itu sudah jadi modal besar. Kalau memang bisa meyakinkan, bukan tidak mungkin. Meski memang, Partai Golkar harus memulainya kembali dari nol. Beda dengan Ade Jaro yang sudah tinggal melakukan maneuver karena elektabilitasnya pada Pilkada sebelumnya,” singkatnya.

Sementara itu, peneliti kebijakan publik, Yuska Apitya Aji Iswanto menilai kontestasi Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor dipastikan akan berlangsung sengit. Ini disebabkan karena trah kedinastian Rachmat Yasin (RY), mantan Bupati Bogor, sudah berakhir.

“Terlebih, saat ini adik kandung RY, Ade Yasin (AMY) juga mengalami nasib serupa dengan kakaknya. Ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam operasi senyap terkait dugaan suap auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI,” katanya.

Kabar runtuhnya kedinastian politik yang dibangun RY ini, kata Yuska tentu menjadi kabar gembira bagi kandidat suksesor politik di Tegar Beriman.

“Kita tahu bahwa RY dan AMY adalah pegiat kebesaran politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Kabupaten Bogor dan Jawa Barat. Runtuhnya kedinastian RY ini tentu akan mengubah banyak peta politik, baik di circle eksekutif maupun legislatif,” sebut penulis buku Politik Kebangsaan ini.

Melihat kans ini, lanjut Yuska, peluang Golkar untuk meneruskan estafet kepemimpinan di Kabupaten Bogor tentu sangat besar.

“Poin pentingnya adalah siapa yang akan dimainkan Golkar di Pilkada 2024 mendatang?. Ada sejumlah nama kader flamboyan di Golkar yang kini mulai kasak-kusuk menjajaki peluang. Ade Ruhandi (Ade Jaro) dan Wawan Haikal (Wanhai). Dua nama kader Golkar ini kabarnya sudah bersaing sengit memperebutkan tiket Pilkada 2024 mendatang,” beber Yuska lagi.

Ditanya soal peluang, Yuska menjawab,sistem percaturan politik di internal Golkar dari tahun ke tahun memang menganut sistem ekslusifisme pengkaderan dalam kandidasi bursa pilkada.

“Artinya, Golkar memang memprioritaskan kadernya untuk ikut maju dalam kontestasi. Tidak ada sistem konvensi yang sifatnya inklusif atau terbuka di Golkar. Kalau pun ada, ini tentu hanya bersifat formalitas untuk strategi menaikkan citra dan pamor partai semata,”.

“Pada realitanya, kandidasi tetaplah bersifat eksklusif dan ditentukan oleh politik internal melibatkan kedekatan dengan ketua umum (ketum),” jabarnya.

Sehingga, lanjut Yuska, jika dianalisis dari faktor politik, baik dari positioning politics moment dan logika ekslusifisme Golkar sebagai partai kawakan yang matang dalam memainkan calon.

Wawan Haikal memiliki modalitas yang kuat untuk maju di Pilkada Bogor 2024. Tapi, Golkar dengan 9 kursi di parlemen juga belum bisa mengusung paketan calon.

“Harus ada koalisator sebagai syarat minimum (threshold) yakni 20% dari kursi parlemen yang di isi 50 orang. Golkar mau tidak mau harus sesegera mungkin menyiapkan siapa pendamping Wawan. Tentu calon pendampingnya harus memiliki modalitas sokongan tambahan kursi untuk Golkar. Kita tunggu dengan siapa Wawan akan bersanding,” pungkasnya. (fuz)

Tags: , ,