Tekan Kasus HIV AIDS dan Narkoba di Kota Bogor, Lembaga-lembaga ini Bentuk Kelompok Kerja

HIV AIDSIST: HIV AIDS.(foto: mpg/net)

Bogor Tengah, HRB – Guna menekan tingginya angka kasus HIV AIDS serta maraknya peredaran dan penyalahgunaan narkoba kalangan remaja di wilayah Kota Bogor, Tim Community System Strengthening Human Rights atau yang lebih dikenal CSS HR membentuk kelompok kerja district task force.

Pembentukan tersebut juga sekaligus merumuskan roadmap atau peta jalan yang bertujuan untuk perbaikan dalam implementasi program-program di lapangan, serta melihat dan menilai kebijakan-kebijakan mengenai kesehatan dan Napza khususnya di Kota Bogor.

Paralegal Officer Tim CSS HR Bogor, Kristin Budi Handayani mengatakan, dalam membentuk kelompok kerja, pihaknya bekerja sama dengan Lembaga Persaudaraan korban Napza Bogor (PKNB), Sahabat Ibu dan Remaja (SAHIRA), Lembaga Kajian Strategis (LEKAS), AKSI, KPA Kota Bogor, beberapa Puskesmas, PTD PPA, serta Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3).

Kemudian juga ada keterlibatan jajaran Pemkot Bogor seperti Disdukcapil, Diskominfo, Dinas Sosial, Satpol PP, Bapas 2A Kota Bogor BAPPEDA, Dinas UPTD lainnya, Bagian Hukum dan HAM Kota Bogor, serta DPC NU.

“Kita mereview kebijakan-kebijakan yang beririsan dengan kesehatan dan Napza di Kota Bogor, yaitu Perda No.4/2016 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS,” kata Kristin Budi dalam keterangannya, kemarin.

Ia menambahkan, sebelum membuat roadmap atau peta jalan untuk perbaikan implementasi program, Tim CSS HR Female Plus Kota Bogor telah melakukan kegiatan panjang sejak Februari 2022. Melakukan pertemuan berkala minimal tiga kali dalam setiap bulannya.

Baca juga:  Sidak Bima Diapresiasi Positif, Dewan Minta Walikota Bikin Aturan Tegas

“Sebelum membahas roadmap, kami juga membuat kegiatan konsep note yang berisi masukan-masukan, berupa rekomendasi ataupun tantangan dalam pelaksanaan program, dari pihak Lembaga Penjangkau dan Pendamping ODHA dengan Layanan layanan kesehatan serta Dinas Kesehatan,” jelas Kristin.

Sementara itu, Advocacy Officer CSS HR, Pramudya Adhi menambahkan, tujuan dibentuknya kelompok kerja atau district task force untuk memperbaiki implementasi program di Kota Bogor, menurunkan angka penularan dan peredaran HIV AIDS serta Napza, menurunkan pula angka kematian dan diskriminasi akibat faktor tersebut.

“Dalam kegiatan ini, kami banyak dibantu oleh fasilitator yaitu saudaru Husen, ia menjadi narasumber yang memiliki pengalaman luas dan jam terbang yang cukup lama dalam program HIV atau AIDS dan Napza,” kata Pramudhya Adhi.

Selain itu, ia mengatakan, misi dari dibentuknya kelompok kerja dan merumuskan roadmap yaitu untuk mencerdaskan masyarakat umum melalui edukasi terkait Napza, HIV, dan AIDS. Melalui pemberian informasi secara langsung ke tingkat-tingkat kelurahan yang ada di Kota Bogor. (Cky/*)

Tags: