Terkait RSUD Bogor Utara, Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor Sudah Beri Peringatan

Parung – Proyek RSUD di Bogor Utara yang berada di Kecamatan Parung, dan berdiri diatas lahan seluas 2,9 hektar yang merupakan lahan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos), dengan menggunakan anggaran bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun 2021 sebesar 93 miliar Rupiah. Namun, hingga menjelang akhir masa kontrak tahap pertama rampung, proses pembangunannya baru mencapai 30 persen.

Hal itu menimbulkan kekecewaan dari berbagai pihak, salah satu anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor, Ruhiyat Sujana. Anggota komisi yang membidangi kesehatan itu menyatakan, dirinya sempat memberikan peringatan kepada dinas terkait dalam ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, mengenai progress pembangunan rumah sakit yang akan berdiri di wilayah utara Bumi Tegar Beriman itu.

“Terkait pembangunan RSUD tersebut. Dari awal sebelum lelang sudah saya peringatkan, pada waktu awal mulai pembangunan ke pihak kontraktor dan pengawasnya mengenai jadwal pembangunan rumah sakit agar bisa tepat waktu,” beber Ruhiyat, Rabu, (17/11/2021).

Anggota Fraksi Demokrat itu pun menambahkan, Ia juga memperingatkan agar pembangunan RSUD Bogor Utara tidak seperti yang terjadi di Kecamatan Ciawi. “Malah saya agak sedikit ancam supaya jangan sampe seperti kegagalan pembangunan RSUD Ciawi,” tegasnya.

Dirinya pun menilai, dalam pembangunan rumah sakit itu memang ada sedikit kesalahan perencanaan sehingga agak molor pembangunannya. Sehingga, pada saat pengerjaan jalan masuk ke rumah sakit merupakan lahan rawa, dan membuang banyak waktu untuk proyek awal RSUD Bogor Utara.

Baca juga:  Desa Cilebut Timur Jadikan Ternak Kambing Ketahanan Pangan Hewani

“Saya dengan salah satu anggota dewan sempat monitor ke lapangan dan menegaskan ke pihak pelaksana dan manager kontruksi agar jangan sampai molor, Mereka memastikan bahwa pekerjaan tersebut akan tepat waktu, termasuk dari Dinkes juga,” ungkapnya.

“Sikap pengawas kontruksi (PK) dan MKnya tidak bener itu monitoringnya. Molornya pembangunan tersebut akan berdampak juga terhadap percepatan pelayanan kesehatan tentunya padahal masyarakat wilayah utara sudah dari jauh-jauh hari menanti rumah sakit tersebut,” kata Rukhyat.

Dari sisi anggaran sangat disayangkan karena anggarannya bersumber dari bantuan provinsi (banprov) sehingga untuk penyelesainnya tentunya akan di teruskan oleh anggaran APBD Kabupaten Bogor berarti ini bisa dikatakan merugi disaat kondisi APBD Kabupaten Bogor sedang defisit sama halnya seperti pembangunan RSUD Ciawi.

“Kesimpulannya keblinger. Sudah diingatkan masih saja ngeyel intansi-instansi terkait proyek ini. Kontraktornya pun harus disentil, karena kerjanya kurang maksimal dalam setiap pembangunan harus terus diawasi,” tandas Ruhiyat.

Seperti diketahui, proyek pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bogor Bagian Utara di Desa Cogreg, Kecamatan Parung, yang menjadi dambaan masyarakat dan menjadi perhatian tinggi akan progres pembangunanya, ikut menjadi perhatian anggota DPRD Provinsi Jabar Asep Wahyu Wijaya.

Pasalnya hingga hampir rampungnya pembangunan tahap pertama rumah sakit itu, saat ini progress pekerjaan proyek RSUD Parung baru mencapai 30 persen. Dan dari sisa waktu yang ada, pihak pelaksana proyek mengklaim sampai akhir tahun ini bisa mencapai progres 60 hingga 80 persen.(wan)