Bogor, HRB – Ditengah Pemerintah Kabupaten Bogor berupaya meningkatkan rata-rata lama sekolah (RLS), namun ternyata masih ada pekerjaan rumah cukup besar yang harus dikerjakan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor. Pasalnya, tingkat siswa yang putus sekolah masih cukup tinggi di Bumi Tegar Beriman.
Berdasarkan data yang dimiliki. Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor mencatat sebanyak 1.884 siswa putus sekolah di tahun 2021. Dimana, ribuan pelajar yang putus sekolah itu didominasi tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Menurut Humas Disdik Kabupaten Bogor, Iqbal Rukmana, siswa yang putus sekolah dominasi paling tinggi ada di tingkat SD.
“Untuk jenjang SD Negeri sebanyak 1.196 anak dan dari swasta 54 anak, untuk jenjang SMP Negeri sebanyak 134 anak dan dari swasta 500 anak,” ujar Iqbal, Rabu (27/7/2022).
Iqbal Rukmana juga mengungkapkan alasan utama dari banyaknya siswa putus sekolah adalah faktor ekonomi. Selain itu, ia mengatakan masih kurangnya kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan.
“Untuk faktor kebanyakan masih relatif faktor ekonomi, dan kultur dari orangtua masih ada juga stigma di beberapa daerah yang memang di pelosok bahwa anak hanya bisa baca itu tidak butuh sekolah, padahal itu salah besar,” ungkapnya.
Sebagai bentuk langkah mencerdaskan kehidupan masyarakat di Kabupaten Bogor, Disdik Kabupaten Bogor menyediakan fasilitas sarana lembaga pendidikan di seluruh wilayah dan beberapa program penunjang RRLS.
Salah satunya Mawar Sagu (Lima Warga Satu Guru) yang menyasar bagi warga yang tidak bisa bersekolah dengan sistem formal, maka diarahkan mengikuti pembelajaran Non Formal (Paket A, B,C ) di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM),” jelasnya.
Diketahui, berdasarkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) rata-rata Lama Sekolah (RLS) masyarakat Kabupaten Bogor berada di angka 8,31 tahun. Artinya, sebagian besar hanya mengenyam pendidikan formal sampai kelas 8 setara Sekolah Menengah Pertama ( SMP ).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat, segera mewajibkan satu guru mengajar lima warga yang putus sekolah, untuk mengejar target rata-rata lama sekolah (RLS).
“Jadi kalau ada guru yang jadi tetangga, terus mau ngajar itu ikuti saja. Bantu kami juga pemerintah daerah agar RLS meningkat, agar kesejahteraan juga meningkat,” ujar Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan.
Program agar RLS meningkat ini diberinama Mawar Sagu atau Lima Warga Satu Guru ini, kata Iwan, diharapkan dapat dijalankan oleh para tenaga pendidik di Kabupaten Bogor, dengan menjaring tetangga atau kerabat mereka yang belum mengenyam pendidikan hingga SMP.
“Jadi satu guru itu mengajar lima orang, lalu kemudian diarahkan untuk mengikuti kejar paket kesetaraan. Diharapkan ini bisa mengakselerasi capaian RLS kita,” tandas Iwan. Axl
Tags: Sekolah di Kabupaten Bogor
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut