Bogor, HRB – Kebutuhan warga di kawasan pertambangan yang ada di Kabupaten Bogor khususnya di 3 (tiga) kecamatan yaitu Rumpin, Parung Panjang dan Cigudeg agar jalan khusus jalur tambang tampaknya sudah menjadi ‘harga mati’. Pasalnya, lalu lalang kendaraan angkut tambang yang melintasi jalan arteri tidak hanya merusak infrastruktur jalan yang ada, namun juga menimbulkan dampak negatif bagi warga salah satunya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Berdasarkan data yang dikumpulkan Harian Rakyat Bogor dari berbagai sumber yang bisa dipercaya, menunjukan bahwa warga masyarakat yang berobat ke Puskesmas dengan keluhan ISPA di 3 (tiga) wilayah kecamatan yang menjadi area pertambangan dan jalur lintasan armada angkutan tambang, jumlahnya cukup banyak.
Bahkan, soal ISPA sendiri pernah muncul dalam sebuah giat reses anggota DPRD Kabupaten Bogor di wilayah tersebut beberapa waktu lalu. Dimana dalam aspirasi dan laporan serta keluhan warga soal dampak negatif angkutan tambang tersampaikan ada masyarakat yang berobat ke Puskesmas per-harinya mencapai 300 sampai 350 orang. Dan hampir lebih 30 persen pasien mengeluhkan dan mengidap ISPA.
Ketua Aliansi Gerakan Jalur Tambang (AGJT), Junaidi Adi Putra mengingatkan, Pemerintah jangan hanya memikirkan soal keberadaan jalan tambang, tapi juga harus mencari solusi dalam mengentaskan problematika permasalahan yang begitu mendesak di wilayah kaya Sumber Daya Alam (SDA) itu, kemiskinan.
“Siapa berani jamin warga Rumpin bisa hidup sejahtera?. Padahal, daerah ini kaya akan SDA yang begitu melimpah. Memberikan banyak Pendapatan Asli Daerah (PAD) kepada pemerintah daerah dan provinsi, tapi hampir tak banyak manfaat yang dirasakan oleh warga dari keuntungan tersebut,” papar Junaidi, belum lama ini.
Pernyataan Junaidi masuk akal. Sebab, Rumpin, merupakan wilayah yang kaya akan tambang. Sayang, kendati begitu hingga saat ini, kemiskinan warga masih menjadi problem utama wilayah tersebut.
Bahkan, melihat data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor, daerah di barat daya Bumi Tegar Beriman ini, menempati peringkat kedua sebagai wilayah termiskin di Bogor Barat dengan 4.117 rumah tangga.
Hal ini tentunya sangat kontras dengan melimpahnya Sumber Daya Alam (SDA) di kawasan itu. Ironisnya, keberadaan sejumlah perusahaan besar yang mengeksploitasi kekayaan disana justru bak bumerang dan menimbulkan berbagai permasalahan.
Keinginan agar jalan khusus jalur tambang ini bisa segera terealisasi juga diutarakan salah satu tokoh masyarakat Parung Panjang, Eman Sulaeman. Dia menuturkan, dengan adanya realisasi jalan khusus tambang diharapkan dapat menjadi solusi komprehensif bagi semua pihak yang sekarang ini terkait dengan persoalan usaha pertambangan.
“Keyakinan dan ketidakyakinan berbagai kalangan masyarakat itu suatu hal wajar. Tapi saya optimis rencana tersebut akan terealisasikan. Hal ini berdasar informasi yang saya dengar dari sejumlah pihak kompeten,” tutur Eman Sulaeman.
“Jadi jalan khusus tambang ini selain solusi bagi masyarakat umum yang terdampak usaha tambang, juga jadi solusi bagi para sopir dan pengusaha angkutan tambang,” papar Eman.
Belum lama ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin menyatakan, jika lajur itu akan segera terealisasi pada akhir Januari 2023 dan dimulai dengan tahapan Groundbreaking. Menariknya, anggaran proyek pembangunan jalan tol tambang ini akan dilakukan secara kolaborasi oleh pihak konsorsium perusahaan tambang digawangi oleh PT Jayabaya.
Nantinya baik Pemprov Jabar maupun Pemkab Bogor akan ikut menanamkan investasi di proyek tersebut. “Saat ini tahapannya sudah tinggal menunggu selesainya OSS perizinan dari Kementerian Investasi BPKM,” kata Burhanuddin usai mengikuti kegiatan musrenbang di kantor Kecamatan Gunungsindur, Rabu, (25/1/2023) lalu.
Lebih lanjut, Burhanuddin melanjutkan, dengan adanya jalan khusus tambang maka diharapkan berbagai masalah dari dampak negatif tambang di antaranya, kecelakaan lalu lintas, polusi, kemacetan dan kerusakan infrastruktur yang selama ini dihadapi bisa terselesaikan.
“Makanya Pemkab Bogor juga sangat ingin jalur khusus tambang ini segera terlaksana. Karena ini juga aspirasi dan kebutuhan prioritas dari masyarakat. Semoga saja dengan kolaborasi antara pengusaha, Pemprov Jabar, Pemkab Bogor dan lainnya, jalan jalur khusus tambang ini bisa segera terealisasi,” tukasnya. */Axl
Tags: Jalan Khusus Jalur Tambang
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut